.

Oleh : Cahyadi Takariawan

“A writer who waits for ideal conditions under which to work will die without putting a word on paper” — E.B. White

.

Untuk menjadi penulis produktif, yang harus Anda lakukan adalah rutin menulis setiap hari. Pukul berapa, dimana, menggunakan alat apa, berapa lama, itu semua  kembali kepada Anda masing-masing. Adalah sangat penting menciptakan keteraturan agar Anda memiliki habit menulis yang baik.

Namun dalam proses menulis, Anda tidak perlu menunggu kondisi ideal. Misalnya, pilihan waktu menulis Anda adalah pagi hari. Lalu Anda membayangkan kondisi ideal itu adalah apabila kondisi cuaca terang, sinar matahari tampak cerah, sudah sarapan pagi, suasana sepi, tidak ada keributan, dan lain-lain, maka ini justru membelenggu diri.

Sebagian yang lain, pilihan waktunya adalah malam hari. Lalu ia mengharapkan kondisi ideal untuk menulis adalah suasana hening, sejuk, tidak gerah, angin sepoi, sudah makan malam, tidak terlalu capek, dan sebagainya. Harapan untuk menjumpai kondisi ideal seperti ini, kadang digunakan sebagai alasan untuk tidak menulis.

Bahkan kadang hanya karena alasan yang sangat sepele dan remeh temeh. Misalnya, karena tempat eksklusif yang biasa digunakan untuk menulis di rumah, sedang digunakan untuk kegiatan anggota keluarga yang lain. Atau karena laptop yang biasa digunakan untuk menulis sedang dipinjam anaknya untuk belajar jarak jauh.

Sikap seperti inilah yang harus dihindari. Jangan menunggu kondisi ideal untuk menulis. Jika sudah tiba waktu eksklusif Anda untuk menulis maka menulislah apapun kondisinya. Meskipun harus menghadapi situasi yang tidak ideal, zero toleransi, Anda tetap harus menulis.

Bisa jadi tengah hujan lebat, mungkin belum sempat sarapan, mungkin suasana ruang menulis sedang banyak keributan –tetaplah menulis. Mungkin sedang ada pemadaman listrik di kawasan Anda, atau cuaca sedang gerah, atau tengah kehabisan sediaan kopi kesayangan –tetaplah menulis.

E.B. White, penulis buku Charlotte’s Web, Stuart Little dan puluhan lainnya, mungkin termasuk penulis yang ‘konservatif’. Saat banyak orang terbiasa menulis sambil menikmati musik, ia justru menghindarinya. “Saya tidak biasa mendengarkan musik saat sedang menulis. Saya tidak memiliki kesukaan seperti itu”.

Mengapa ia tidak ‘memelihara’ kesukaan tertentu seperti itu? Mungkin, karena khawatir hal itu justru membelenggunya. Sebab, “Saya mampu bekerja dengan baik di antara gangguan rutinitas sehari-hari”. White tidak memerlukan kondisi tertentu di lingkungannya, untuk dapat menghasilkan karya tulis terbaik.

Lihat seperti apa rumahnya. “Rumah saya memiliki ruang tamu yang merupakan inti dari semua aktivitas hidup keluarga. Ruang ini adalah jalan masuk ke bagian bawah tanah, ke dapur, juga ke sudut tempat telepon berada. Lalu lintas ruang ini sangat padat. Namun itu adalah ruangan yang cerah ceria, dan saya sering menggunakannya untuk menulis, meskipun keramaian sedang berlangsung di sekitar saya”.

Karena White bisa menulis di semua kondisi, maka anggota keluarga di rumahnya merasa bebas berekspresi. Meskipun mereka tahu White sedang serius menulis, namun suasana rumah bias-biasa saja. Artinya, semua kegiatan berlangsung secara normal apa adanya. Mereka merasa tidak perlu melakukan tindakan khusus –misalnya, dilarang ribut—saat melihat White sedang menulis.

“Anggota keluarga saya tidak peduli saya sebagai penulis. Mereka bisa melakukan semua kegiatan dan keributan yang mereka inginkan. Jika merasa terganggu, saya punya tempat yang bisa saya datangi”.

Maka White memberikan saran agar penulis tidak perlu menunggu kondisi ideal untuk menulis. Lakukan dalam situasi dan kondisi apapun, meskipun tidak sesuai yang diharapkan. Sebab, “A writer who waits for ideal conditions under which to work will die without putting a word on paper”, ujar White.

Menurut White, seorang penulis yang menunggu kondisi ideal untuk bekerja akan mati (kehabisan waktu) tanpa menulis sepatah kata pun di atas kertas. Ini yang sering saya sebut sebagai “alasan”. Sepanjang Anda tidak beralasan, maka Anda akan selalu produktif menulis. Seperti apapun kondisi yang tengah terjadi.

Selamat menulis.

Bahan Bacaan

James Clear, The Daily Routines of 12 Famous Writers, www.jamesclear.com

Ilustrasi

Ilustrasi : Handsome Frank (@handsome_frank) on Instagram: “Nice header illustration by @brunomangyoku for @medium. 

1 thought on “Jangan Menunggu Kondisi Ideal untuk Menulis

  1. Tulisan pak Cah pagi ini mengingatkan saya tentang manajemen waktu. Menjadikan menulis sebagai kewajiban yang harus dikerjakan setiap hari adalah memotivasi diri untuk tidak lupa menulis bagaimanapun situasi dan kondisinya.
    Syukron pak Cah, jazakallahu khair.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.