.

Oleh : Cahyadi Takariawan

Focus on what you consider meaningful. There will be others who share your interests” – Jake Wilder, 2020

.

Sesungguhnya, proses apakah yang terjadi dalam menulis? Atas pertanyaan ini, tentu ada sangat banyak jawabannya. Salah satunya, adalah proses menuangkan ‘genuine caring’ dalam jiwa kita, dalam bentuk tulisan.

Dalam hal apakah kita memiliki kepedulian yang tulus? Di situlah letak kekuatan luar biasa yang bisa kita tampilkan dalam bentuk tulisan. Hal ini bisa Anda lihat dari sikap semua orang –apabila diajak bercerita tentang hal yang menjadi minat dan perhatiannya, akan bercerita dengan berbinar-binar.

Orang-orang yang hobi gowes, akan sangat antusias apabila diajak bercerita tentang dunia gowes. Orang-orang yang suka kopi, akan sangat antusias apabila diajak bercerita tentang dunia kopi. Jika Anda cat lover, pasti akan sangat bersemangat mengobrol soal kucing. Ceritanya sangat seru, dan tidak mengenal waktu.

Ini adalah contoh ‘genuine caring’ yang ada dalam diri setiap orang. Hal apa yang menjadi minat dan kepeduliannya, ini yang akan menjadi pesan sangat kuat. Baik secara lisan, maupun tulisan. Anda bisa menghadirkan segenap antusias terhadap sebuah minat, melalui tulisan.

Jangan Hanya Bermain Bahasa

Dalam menulis, jangan hanya pandai bermain kata dan bahasa. Yang semestinya lebih Anda utamakan adalah menghadirkan ketulusan pesan yang Anda sampaikan. Ada minat yang Anda tekuni, dan bisa Anda sharing kepada orang lain.

Seperti yang diungkapkan Kurt Vonnegut, “Find a subject you care about and which you in your heart feel others should care about. It is this genuine caring, not your games with language, which will be the most compelling and seductive element in your style.”

Menurut Kurt Vonnegut, dalam menulis Anda perlu menemukan topik sesuai minat, dan Anda yakini penting untuk diketahui orang lain. Kepedulian yang tulus inilah, dan bukan permainan bahasa, yang akan menjadi elemen paling menarik dan menggoda dalam tulisan Anda.

Jika Anda hanya pandai bermain bahasa, maka pesan utama justru sulit tersampaikan. Jake Wilder (2020) menggambarkannya sebagai sales yang tidak percaya dengan kualitas produk yang dijualnya. Sebagus apapun susunan kalimat yang digunakan, akan sulit terhubung dengan pembeli.

“Like a salesperson who doesn’t believe in the product, an author who doesn’t believe in her ideas will always struggle to connect”. Penjual yang tidak percaya dengan kualitas produknya, demikian pula penulis yang tidak percaya pada idenya. Mereka akan selalu sulit untuk terhubung dengan segmen.

If our sole motivation is money or clicks, it’s difficult to tell a story that excites and inspires”, ujar Wilder. Jika motivasi tunggal Anda adalah uang atau jumlah klik akses, sulit untuk menulis pesan yang menginspirasi. Karena motivasi seperti ini justru akan membebani Anda saat menulis. Tidak tulus.

Hal ini sejalan dengan pendapat Kurt Vonnegut dalam buku “How to Write with Style” (1985), yang menekankan pentingnya fokus pada pesan yang meaningful. Adalah sangat menyebalkan bahwa Anda hanya menulis kata-kata tanpa pesan yang kuat di dalamnya.

The most damning revelation you can make about yourself is that you do not know what is interesting and what is not”, ujar Vonnegut. Hal yang sangat menyebalkan –menurut Vonnegut—dari tulisan Anda adalah, bahwa Anda tidak tahu apa yang menarik dan yang tidak menarik.  

Maka, pertama kali Anda harus memilih minat yang kuat untuk Anda tuliskan. Berikutnya Anda meyakini pesan yang kuat untuk Anda sampaikan kepada pembaca. Di sinilah Anda harus yakin bahwa pesan yang Anda tuliskan itu penting dan menarik untuk segmen pembaca.

Berbeda Definisi Menarik pada Setiap Orang

Benar, menarik itu berbeda pada setiap orang. Satu tema menarik untuk sekelompok orang, dan tidak menarik pada sekelompok yang lain. Tema yang Anda tulis, dan Anda yakin sebagai hal yang menarik, mungkin tidak menarik bagi sebagian orang. Namun Anda akan menemukan sekelompok lain yang menganggapnya sebagai menarik.

Benar, kita tidak akan bisa menyenangkan semua orang dengan tulisan kita. Namun sepanjang Anda menulis pada minat yang Anda miliki, dan Anda yakini sebagai pesan menarik, akan menyasar kepada segmen yang sesuai. Mungkin saja tidak banyak orang membaca tulisan Anda, namun pesan yang Anda tulis dengan penuh ketulusan akan sampai kepada sasarannya.

Jake Wilder menyarankan, “Focus on what you consider meaningful. There will be others who share your interests. Fokuslah pada apa yang Anda yakini sebagai bermakna. Di luar sana, akan ada orang-orang yang memiliki minat sama dengan Anda”.

Selama Anda menulis dengan ketulusan, selalu ada orang yang beresonansi dengan pesan yang Anda tuliskan. Mereka yang merasa satu minat dengan Anda, atau bahkan –satu nasib dengan Anda.

Bahan Bacaan

Jake Wilder, 10 Simple Ways to Make Writing Fun, www.medium.com, 24 November 2020

1 thought on “Menuliskan Ketulusan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.