Oleh : Dede Nurjanah (Alumni Kelas Emak Punya Karya)

Hidup bukan siapa yang terbaik, tetapi siapa yang bisa berbuat baik. Dengan menulis kebaikan, kita melestarikan peradaban.” (Dede Nurjanah

Siapa yang belum pernah menulis?” Saya kira hampir semua orang sering dan pandai menulis, karena sejak sekolah dasar, kita sudah belajar menulis. Bahkan sekarang, balita pun pintar menulis di papan tulis magnetic.

Pada awalnya tulisan kita alakadarnya, semakin bertambah usia, tulisan menjadi  nyata, terbaca, terpola  dan bermakna. Terlebih jika kita mengikuti kelas menulis, tulisan setiap harinya akan lebih bagus.

Seperti yang pernah saya alami, ketika awal masuk kelas menulis online alineaku (KMO) batch 31, tulisan masih berantakan. Bersyukur sekali, bisa belajar menulis di kelas yang  mentornya Pak Cahyadi Takariawan dan Bu Ida Nur Laila. Tulisan saya ada perkambangan, sehingga pada kelas berikutnya, emak punya karya (EPK) batch 2 bisa melahirkan buku solo.

Dari kegiatan menulis tersebut banyak sekali manfaat yang saya rasakan, di antaranya :

Pertama

Dengan menulis, menambah teman. Teman saya menjadi bertambah banyak dari berbagai propinsi, bahkan ada juga yang dari mancanegara. Pada awalnya sebagai teman, lambat laun seperti saudara, berkat tulisan yang disampaikannya mengena ke hati.

Dengan tulisannya itu terasa saya sudah mengenalnya lama, karena penulis menceritakan pengalaman pribadinya yang penuh makna. Pun karena kami dalam satu komunitas yang sama, di mana sering berinteraksi.

Kedua

Dengan banyak teman menjadi dorongan bagi saya untuk produktif menulis. Selama ini banyak waktu yang telah saya lewatkan terasa hambar dan sayang sekali jika di lewatkan begitu saja tanpa menulis walaupun hanya lima baris atau lima menit saja.

Terlebih jika memilki komitmen atau target pencapaian dalam menulis, harus betul-betul fokus, pandai mengatur waktu atau jadwal untuk menulis. Waktu menjadi sangat berguna sekali.

Ketiga

Dengan menulis jadi melatih saya untuk gemar membaca. Menulis tidak lepas dari membaca. Agar kita selalu ingin menulis, salah satunya adalah dengan banyak membaca. Buku juga menjadi referensi dalam menulis.

Ketika kita mengalami kebosanan atau kebuntuan dalam menulis, kita jadi termotivasi kembali dengan membaca.

Membaca bisa semua buku, seperti, buku sirah perjalanan Nabi, para mufassir, puisi, kisah perjalanan hidup teman, artikel, novel, cerpen maupun tontonan yang positif akan menambah hasanah kosakata kita dalam menulis.

Keempat

Dengan menulis, ide dan gagasan menjadi abadi, di mana bisa sebagai pengingat. Dalam hal ini kiita akan berusaha mengaplikasikan apa yang telah tertulis dalam kehidupan. Ibarat mengajar anak balita, kita  harus memiliki ruhnya, agar mudah menjalin kedekatan untuk membersamainya sehingga kedekatan batin, Insya Allah kita dapatkan.  Anak pun akan dapat dengan baik menerima apa yang kita sampaikan.

Kelima

Dengan menulis melatih pikiran kita untuk selalu berpikir positif dan mengindari dari penyakit lupa. Semakin sering kita menulis kondisi otak akan semakin bagus. Hal ini seperti yang saya kutip dari detik, di mana  sebuah studi yang dimuat dalam Jurnal Neurology, American Academy Neurology. Hasil studi menyebutkan bahwa kegiatan menulis dapat melibatkan peran otak dan membantu seseorang terhindar dari gangguan memori.

Keenam

Dengan tulisan kita dapat menyampaikan berbagai pesan-pesan kebaikan dan dapat menghentikan kejahatan. Menertibkan sesuatu dengan menulis, jauh lebih efektif di bandingkan dengan secara lisan.

Seringkali kita kesulitan dalam menasehati anak dalam ucapan atau secara langsung. Maka jurus ampuh yang sering saya lakukan adalah menghias kamarnya dengan tulisan. Tulisan berupa pesan singkat kebaikan.

Tidak jarang pula lewat tulisan di media sosial, banyak orang yang merasa terinspirasi, sehingga pesan kebaikan sampai.

Masih banyak manfaat menulis bagi kita dan setiap orang akan berbeda karena tujuan menulis yang berbeda pula. Yang pasti menulis itu mengasyikan.

Biodata penulis

Dede Nurjanah dari enam bersaudara ibu rumah tangga dan pengajar TPQ. Aktif menulis sejak pandemic, tahun 2020 hingga kini. Saat ini sedang menulis buku solo ke-2 yang berjudul Besti Till Jannah (sebagai buku karya EPK2) yang pertama berjudul menjemput Keberkahan dan 35 buku Antologi (Karya bersama) berupa cerpen, puisi, quotes, dan kisah berhikmah lainnya. Saat ini berdomisili di Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.