.

Writing for Wellness – 22

Oleh : Cahyadi Takariawan

“If you’re not really being yourself, then you’re being dishonest in your writing” –Nat Russo, 2014

.

Sangat banyak manfaat positif dari aktivitas menulis. Pada dasarnya, jika kita ingin mendapatkan manfaat positif, maka kita harus menulis dengan sudut pandang positif. Sepanjang kita menghendaki manfaat kebaikan, maka menulis mampu menumbuhkan sangat banyak sisi kebaikan.

Di antara manfaat menulis adalah, melatih kejujuran. Sikap jujur (honesty) adalah sebuah nilai yang akan memberikan kemuliaan pada pemiliknya. Tidak ada kemuliaan yang bisa tumbuh di atas kebohongan. Kejujuran akan mengangkat harkat kemanusiaan, sehingga menggapai kemuliaan.

Najma Khorrami (2017) menyebutkan, paling tidak ada lima alasan mengapa kita harus selalu jujur. Pertama, kejujuran membersihkan hati nurani. Ketidakjujuran akan memaksa pelakunya untuk terus berlaku tidak jujur. Kebohongan akan selalu ditutupi dengan kebohongan berikutnya. Ini akan merusak hati nurani.

Kedua, kejujuran menjadikan Anda mampu membuat keputusan yang lebih baik. Bersikap jujur ​​akan membantu Anda mengambil keputusan secara benar, berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Jika terbiasa memanipulasi data dan fakta, keputusan yang dibuat akan cenderung ngawur.

Ketiga, kejujuran membuat Anda lebih mudah mendapat kepercayaan. Semua jenis hubungan,  bisa bertahan dan berkembang dengan kejujuran. Persahabatan, keluarga, bisnis, organisasi, dan semua jenis ikatan, dijalin dengan landasaran saling percaya. Jujur membuat Anda dipercaya semua orang.

Keempat, kejujuran membuka jalan untuk sukses. Dunia kerja memerlukan orang-orang yang jujur dan bisa dipercaya. Sekali Anda tidak jujur, selanjutnya akan kesulitan untuk mendaki tangga sukses.

Kelima, kejujuran akan menghadirkan kebahagiaan dalam jiwa. Jika Anda selalu jujur, akan lebih mampu menghargai diri sendiri. Penghargaan terhadap diri sendiri, memungkinkan Anda menemukan emosi positif lainnya, seperti kepercayaan, harga diri, dan penerimaan. Inilah yang mampu memproduksi kebahagiaan lebih besar dan lebih konsisten.

Bagaimana Menulis Menumbuhkan Kejujuran?

Menulis yang dilakukan dengan positif, akan melatih Anda bersikap jujur. Pertama, jujur dengan kualitas tulisan Anda sendiri. Seperti apapun kualitas tulisan Anda, seperti apapun corak dan gaya bahasa Anda, itu adalah karya Anda sendiri. Tidak perlu malu, jika kualitas tulisan Anda belum bagus. Di titik ini Anda berlatih jujur, dengan menjadi diri sendiri dalam menulis.

Menurut Nat Russo (2014), jika Anda tidak benar-benar menjadi diri sendiri, maka Anda tidak jujur ​​dalam tulisan. Menjadi diri sendiri dalam menulis, artinya menggunakan cara dan gaya bahasa yang khas pada diri Anda sendiri, bukan gaya penulis favorit Anda. Anda tidak mencontek gaya orang lain. Anda jujur dengan ‘suara jiwa’ Anda sendiri.

Kedua, jujur terhadap keyakinan pribadi. Johnny B. Truant menyarankan agar jujur ​​terhadap keyakinan Anda. Maka baginya, jujur bukan berarti harus selalu menggunakan nama asli dalam menulis. Truant biasa menulis dengan beberapa nama pena. Menurutnya, ia lebih bisa memiliki kejernihan pikiran saat menggunakan nama pena.

Bagi Truant, nama pena memberikan ruang mental untuk terus maju dan jujur dalam menulis hal-hal yang kadang dianggap sensitif bagi orang lain. Ia merasa leluasa untuk menulis tentang keyakinan dirinya –yang mungkin berbeda dengan orang lain, ketika menggunakan nama pena.

Tentu saja Anda boleh memilih menggunakan nama asli untuk menuliskan keyakinan Anda. Yang penting Anda menulis dengan melandaskan diri pada etika kepenulisan, sehingga tidak berpotensi melanggar UU ITE yang bisa menjerat penulis dengan tuduhan pencemaran nama baik atau ujaran kebencian.

Ketiga, jujur menyatakan pikiran dan perasaan. Menurut Steve Kowit, menulis dengan jujur artinya Anda bersedia menyatakan yang sebenarnya tentang perasaan dan pikiran Anda. Namun Kowit memberikan catatan, tidak berarti Anda harus menyatakan semua hal tentang kehidupan pribadi. Jujur bukan berarti Anda harus menulis autobiografi yang mengungkapkan  semua hal tentang diri Anda.

To write honestly means that you are willing to tell the truth about your feelings and perceptions, but that doesn’t mean you have to say anything about your own life that you wish not to – Steve Kowit

Menurut Kowit, kejujuran berarti Anda dapat menerima dan merasakan marah, sedih, dan kecewa dalam diri dan pikiran. Anda memiliki keberanian untuk menyelami perasaan dan pikiran Anda sendiri. Dan hal ini tidak berarti harus menulis kondisi diri Anda dengan cara tidak sesuai dengan keinginan Anda.

Keempat, jujur dengan kutipan yang Anda ambil. Jika Anda mengutip, entah mengutip istilah, kalimat, atau pargraf, Anda harus jujur menyatakannya. Misalnya, kalimat yang saya kutip di awal tulisan. “If you’re not really being yourself, then you’re being dishonest in your writing”. Ini saya ambil dari artikel Nat Russo di blog Erindorpress (2014).

Mengutip tulisan orang lain tanpa menyatakan bahwa itu kutipan, adalah kebohongan. Mengutip karya orang lain tanpa mencantumkan sumber rujukannya, adalah kebohongan. Kita telah melakukan tindakan plagiarisme yang tercela. Mengakui karya orang lain sebagai karya kita.

Menulis positif, mengharuskan kita jujur menyatakan kutipan, sumber rujukan atau daftar pustaka. Ini adalah pertanggungjawaban akademis dalam dunia tulis menulis. Maka dengan menyatakan sumber rujukan atau daftar pustaka, kita telah berlatih jujur. Kita berlatih menghindari kebohongan dalam tulisan.

Kelima, jujur dengan melakukan sendiri. Pada kalangan guru yang diharuskan membuat laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), misalnya, sikap jujur artinya Anda benar-benar melakukan tindakan penelitian, dan benar-benar menuliskan laporan sesuai ketentuan. Bukan ‘menjahitkan’ kepada pihak lain agar hasilnya bagus.

Jujur artinya Anda bisa confident dengan hasil tulisan yang Anda buat sendiri. Bukan tulisan yang dibuat oleh orang lain. Mungkin Anda kurang puas, mungkin Anda kurang ‘sreg’, namun Anda telah jujur dengan benar-benar melakukan tindakan penelitian dan benar-benar menuliskan laporan.

Selamat menulis dengan jujur, selamat menikmati kejujuran.

Bahan Bacaan

Johnny B. Truant, How and Why to be Honest in Your Writing, 28 April 2017 

Najma Khorrami, 5 Reasons to be Honest, 29 Maret 2017, https://www.huffpost.com

Nat Russo, Honesty In Writing, 14 Agustus 2014, https://www.erindorpress.com

Steve Kowit, Honesty and Propriety in Writing, http://www2.csudh.edu, diakses 23 Januari 2021

.

Ilustrasi : by Power of Positivity

4 thoughts on “Menulis Menumbuhkan Kejujuran

  1. Alhamdulillah…manfaat menulis amat sangat besar, sangat banyak. Di antaranya menulis menumbuhkan sikap kejujuran
    Kejujuran yang terpenting di mulai dari tulusan sendiri
    Jazakallahu khair ust.Cahyadi .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.